Ternyata Bedrest Setelah Embrio Transfer Berpengaruh Negatif Terhadap Keberhasilan Program Bayi Tabung!
Apakah
setelah Embrio Transfer kita harus bedrest? Kebanyakan dari kita akan menjawab
Ya. Bahkan kalau bisa menambahkan, maka sebagian besar akan mengatakan
sebaiknya istirahat atau tidur selama 1 minggu atau lebih sampai pengumuman
berhasil atau tidaknya program bayi
tabung.
Pada
kesempatan ini, kami akan berbagi pengetahuan mengenai perlu atau tidaknya
bedrest atau istirahat di tempat tidur setelah Embrio Transfer dari dokter
spesialis fertility, dr. Helena Lim.
Berikut
rangkuman dari dr. Helena Lim mengenai perlu tidaknya bedrest setelah embrio
transfer:
Setiap
selesai embrio transfer, pasien saya umumnya terkejut ketika saya meminta
mereka untuk bangun dari tempat tidur dan segera berjalan. Sebagian besar dari
mereka menatapku dengan tidak percaya: 'Dokter, embrio saya akan jatuh?'.
Beberapa dari mereka membantah saya dengan mengatakan bahwa teman-teman mereka
harus berbaring di tempat tidur selama 2 minggu setelah transfer embrio.
Ada
beberapa yang menolak untuk turun dari tempat tidur operasi dan beberapa telah menuntut
untuk menghindari berjalan selama 2 minggu.
Yah,
aku tidak bisa menyalahkan mereka untuk meminta itu. Internet penuh dengan
kisah-kisah seseorang yang selesai embrio transfer harus berbaring di tempat
tidur untuk memastikan hasil yang terbaik dari program bayi tabung (IVF).
Namun,
apakah ini benar? Apakah istirahat berpengaruh positif terhadap hasil IVF?
Apakah ini terbukti secara ilmiah?
Sejak
kelahiran pertama bayi tabung pada tahun 1978, berbagai kemajuan medis telah
dibuat untuk membantu pasien IVF mencapai hasil terbaik. Diantaranya adalah
prosedur seperti induksi ovulasi, pengambilan telur dan teknik laboratorium
canggih. Sementara prosedur utama telah dicoba dan diuji, beberapa prosedur
sederhana, seperti istirahat segera setelah transfer embrio, belum terbukti
secara ilmiah.
Hal
ini umumnya, percaya bahwa istirahat atau pengurangan aktivitas fisik setelah
prosedur transfer embrio, bermanfaat dapat mengurangi tingkat stres wanita dan
implantasi bantuan. Namun, ada sebuah penelitian yang menunjukkan istirahat
setelah transfer embrio malah dapat berpotensi merugikan!
Pada
tahun 2011, studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universidad de
Valencia, Valencia, Spanyol, yang melibatkan 240 pasien antara usia 25 dan 49
tahun. Mereka menjalani siklus bayi tabung (IVF) pertama mereka menggunakan
telur disumbangkan di pusat IVF pribadi. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi pengaruh hanya 10 menit dari istirahat setelah transfer
embrio pada pencapaian kelahiran hidup, serta implantasi dan tingkat keguguran.
Para
pasien dibagi menjadi dua kelompok: R (Rest) dan NR (No Rest). Mereka dalam
kelompok R diberi sepuluh menit istirahat setelah transfer embrio lalu
dipindahkan dari ruang operasi dengan bantuan tandu atau dalam posisi berbaring.
Sementara itu, orang-orang dalam kelompok NR tidak istirahat dan diizinkan
untuk ambulasi (bergerak) segera setelah procudure mereka.
Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran hidup secara signifikan
lebih tinggi pada kelompok NR (56,7%) dibandingkan dengan kelompok R (41,6%).
Kelompok NR juga memiliki tingkat keguguran lebih rendah (18,3%) dibandingkan
dengan kelompok R (27,5%). Meskipun tingkat implantasi lebih tinggi pada NR
dibandingkan pada kelompok R, para peneliti mencatat bahwa perbedaannya tidak
bermakna secara statistik. Sementara itu, karakteristik neonatal seperti tinggi
badan, berat badan dan skor Apgar yang serupa pada kedua kelompok.
Oleh
karena itu, para peneliti menyimpulkan bahwa tidur beristirahat segera setelah
transfer embrio tidak memiliki efek positif, dan bahkan bisa menjadi negatif
bagi hasil program bayi tabung (IVF). Mereka menduga bahwa ini bisa disebabkan
posisi anatomi umum rahim, seperti yang disimpulkan oleh penelitian lain.
Hal
ini diyakini bahwa gaya gravitasi dapat menyebabkan hilangnya embrio yang baru
ditransfer. Namun, karena rongga rahim dalam posisi yang lebih horisontal
ketika seorang wanita berdiri daripada ketika dia berbaring, posisi horizontal
setelah transfer embrio tidak akan menguntungkan.
Sebagai
hasil dari temuan mereka, para peneliti menyarankan klinik yang menjalankan
program bayi tabung untuk mengubah praktek mereka yang mendorong istirahat atau
bedrest setelah transfer embrio. Mereka juga menyerukan penelitian lebih lanjut
yang akan dilakukan pada alasan fisiologis atau psikologis untuk manfaat atau tidak
bermanfaat dengan adanya istirahat setelah transfer embrio.
Hasil
penelitian tersebut memberikan kita petunjuk lebih lanjut tentang bagaimana
cara terbaik untuk memaksimalkan keberhasilan IVF. Jika Anda memiliki
pertanyaan atau masalah tentang prosedur IVF, serta apa yang harus dilakukan
atau tidak dilakukan setelah transfer embrio, jangan ragu untuk berbicara
dengan spesialis kesuburan Anda.
Itulah
tadi ulasan perlu atau tidaknya bedrest setelah transfer embrio (ET). Semoga
artikel singkat ini membuka pengetahuan Anda akan perlu atau tidaknya bedrest
setelah embrio transfer. Baca Juga: Apakah Setelah Embrio Transfer (ET) Kita Harus Bedrest Total?