13 Cara Terapi Anak Autis Di Rumah
Harus diakui, bahwa
memiliki anak dengan autisme bukanlah suatu hal mudah. Saat si kecil didiagnosa mengidap autisme, Anda perlu memahami
bagaimana cara
terapi anak autis di rumah untuk membantu buah hati dalam
memperbaiki cara berbahasa, komunikasi, dan fungsi sosial anak.
Pada beberapa kasus, anak dengan autisme juga membutuhkan konsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter secara teratur. Khususnya jika si kecil terdiagnosa memiliki gangguan psikis.
Ciri Ciri Autisme
Dilansir dari Autism
Society, autisme dapat dipahami sebagai gangguan perkembangan yang umumnya
sudah dapat dilihat sejak usia dini. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan anak
dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Autisme dapat dikenali
sejak anak berusia mulai 12 – 18 tahun. Beberapa ciri-ciri yang biasanya
terlihat antara lain adalah sebagai berikut: Anak tidak menunjukkan
ketertarikan atau bereaksi terhadap ekspresi maupun reaksi terhadap benda
tertentu, tidak
paham saat namanya dipanggil, dan Anak
tidak tertarik untuk berinteraksi dengan sekitar.
13 Cara Terapi Anak Autis di Rumah
Dikarunia anak dengan
autisme tentu merupakan sebuah tantangan berat bagi orang tua. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa hal tersebut tidak perlu membuat Anda berkecil hati. Dengan
terapi yang tepat, si kecil yang menderita autisme tetap dapat hidup dan
berinteraksi layaknya anak-anak lain.
Berikut adalah beberapa
terapi untuk anak autis yang dapat dicoba di rumah:
Pertama: Terapi Fisik (Fisioterapi)
Pada umumnya, anak yang menyandang autisme akan
mengalami perkembangan kemampuan motorik tertunda. Dalam beberapa kasus, anak
dengan kondisi gangguan motorik bahkan cenderung memiliki massa otot rendah,
sehingga lebih lemah secara fisik.
Gangguan Pervasive Developmental Disorders (PPD) pada anak autis menyebabkan
perkembangan otak si kecil terganggu dan kemampuan motoriknya terlambat. Karenanya, penting bagi orang tua memberi
terapi yang fokus pada fisik dan dapat melatih kekuatan otot.
Kedua: Terapi Kemampuan Sosial
Biasanya, si kecil yang memiliki autisme mengalami
kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi. Oleh sebab itu, Anda harus
membantunya untuk mengasah kemampuan agar dapat mempertahankan obrolan, dan berinteraksi dengan orang yang baru
dikenal.
Ketiga: Terapi Okupasi
Tujuan dari melakukan terapi okupasi adalah
untuk membentuk kemampuan hidup sehari-hari. Seperti diketahui, perkembangan
motorik pada anak penyandang autisme terkesan lambat. Hal inilah yang
menjadikan terapi okupasi memiliki peran sangat penting.
Terapi okupasi dapat memberikan latihan
sensorik terintegrasi. Metode terapi ini efektif dalam membantu si kecil untuk
mengatasi hipersensitivitas terhadap suara, sentuhan, dan cahaya.
Keempat: Terapi Perkembangan
Meskipun anak dengan autisme mengalami
keterlambatan dalam perkembangannya. Namun, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan anak autis.
Salah satunya adalah dengan membangun minat, ketertarikan, dan kekuatan si
kecil.
Tujuannya adalah guna meningkatkan kemampuan
sosial, emosional, dan kecerdasan. Anda bisa mengajarkan pada si kecil mengenai
cara melakukan berbagai jenis aktivitas, seperti berpakaian, mengikat tali
sepatu, menggosok gigi, makan dengan baik, dan sebagainya.
Kelima: Terapi Sensori
Selain mengalami gangguan motorik, anak dengan
kebutuhan khusus juga berpotensi mengalami gangguan sensori. Umumnya, indera
mereka lebih sensitif terhadap suara, cahaya, dan bahkan sentuhan. Untuk
mengatasi hal tersebut, Anda bisa melakukan terapi.
Beberapa jenis terapi anak autis yang dapat
menstimulasi sensoriknya antara lain adalah, terapi vibrasi, aerobik, dan
lainnya. Anda bisa menyesuaikan dengan kebutuhan anak.
Keenam: Terapi Tingkah Laku
Anda mungkin akan merasa cemas saat melihat
anak terlihat sedih dan frustasi. Namun, sebagai orang tua Anda tidak perlu
khawatir. Sebab si kecil penyandang autisme memang sering kesulitan saat
menyampaikan apa yang dibutuhkan dengan baik.
Bagi si kecil yang juga mengidap gangguan
sensori, Anda mungkin akan menemukan kalau anak kerap berlaku agresif,
hiperaktif, dan cenderung kasar. Namun, jangan biarkan hal tersebut mengganggu
Anda. Sebab anak melakukan hal tersebut tanpa motif apapun.
Anda bisa berkonsultasi dengan terapis tingkah
laku untuk mengetahui apa penyebab si kecil berperilaku negatif. Setelah
menemukan diagnosis, terapis mungkin akan menyarankan perubahan keseharian atau
lingkungan yang dapat mendorongnya ke arah lebih baik.
Ketujuh: Applied Behavior Analysis –
ABA
Cara terapi anak autis di rumah selanjutnya adalah ABA. Terapi satu ini
bertujuan mengembangkan atau meningkatkan perilaku positif pada anak pengidap
autisme. Terapi ABA ini bisa dilakukan dengan cara mengajarkan suatu keahlian
baru kepada si kecil.
Untuk keberhasilan terapi ABA, dibutuhkan kerja
sama antara orang tua dan pengasuh. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang
optimal, maka terapi perlu dilakukan secara rutin dengan durasi mulai dari 20
hingga 40 jam seminggu.
Kedelapan:Terapi Biomedis
Jenis terapi ini menggunakan obat-obatan
tertentu sebagai media menangani autisme. Biasanya, tindakan biomedis diambil
setelah dilakukan pendekatan DAN atau Defeat Autism Now pada anak. Selanjutnya,
dokter akan menentukan diet khusus dan perawatan alternatif.
Kesembilan: Melatih Artikulasi
Seperti telah disebutkan, autisme biasanya juga mengganggu
perkembangan saraf, sehingga si kecil kesulitan menyampaikan artikulasi secara
jelas. Akan tetapi, Anda dapat membantu anak dengan mengajaknya menyebutkan
kata yang sama secara berulang hingga terbiasa.
Kesepuluh: Membacakan Berbagai Cerita
Anak yang menderita autisme
juga sulit untuk berkomunikasi dikarenakan minimnya kosakata. Akibatnya, si
kecil akan kesulitan mengutarakan apa yang ada dalam pikiran.
Untuk mengatasi hal tersebut,
Anda dapat membacakan sebuah cerita yang sama secara rutin atau berulang-ulang.
Hal ini bukan hanya akan menambah kosakata anak, namun juga membuatnya
mengingat kosakata yang pernah Anda ajarkan sebelumnya.
Kesebelas: Kenalkan si Kecil dengan Dunia
Luar
Tidak ada cara lebih baik dalam melatih
kemampuan sosialisasi dan interaksi anak selain dengan melakukan praktik secara
langsung. Anda dapat mengajak anak berkebutuhan khusus alan-jalan di area kids friendly agar si kecil terbiasa
dengan kehadiran orang lain.
Di samping itu, jangan ragu mendaftarkan anak
ke sekolah kalau sudah cukup umur. Anda bisa memilih sekolah khusus yang
diperuntukkan untuk anak penyandang autisme. Jangan lupa, bahwa sekolah
merupakan lingkungan terbaik bagi si kecil untuk bersosialisasi.
Kedua belas: Asah Kemampuan Berpikir
Anak dengan Berbagai Permainan
Anak yang memiliki autisme biasanya juga lebih lambat dalam
mempelajari sesuatu. Agar si kecil dapat belajar sebagaimana anak lain, Anda
bisa membantu meningkatkan kemampuan berpikir anak sejak dini. Salah satunya
dengan mengajak anak bermain permainan khusus.
Ketiga belas: Melatih Anak Mandiri dan
Bertanggung Jawab
Kemandirian dan tanggung jawab merupakan hal
yang sangat dibutuhkan saat terjun di masyarakat. Anda juga dapat melatih anak
yang memiliki autisme untuk mandiri serta bertanggung jawab. Caranya adalah
dengan membuat jadwal yang harus dipatuhi anak.
Tentukan jadwal rutinitas si kecil, seperti
membiasakan anak merapikan kamar tidur pada pagi hari, membereskan piring dan
gelas setelah selesai makan, dan banyak lagi.
Cara terapi anak autis di rumah sebenarnya tidak sulit. Hanya saja, pasti membutuhkan usaha dan kesabaran ekstra. Meskipun anak pengidap autisme mengalami keterlambatan perkembangan. Namun, bukan berarti anak tidak dapat belajar, si kecil hanya perlu sedikit waktu tambahan saja. Baca juga: Panduan Lengkap Merawat Bayi Usia 0 - 6 Bulan