Inilah Prosedur Kateterisasi Jantung

Prosedur kateterisasi jantung bertujuan mendeteksi dan mengatasi berbagai kondisi penyakit jantung menggunakan alat kateter yang berbentuk seperti selang tipis panjang. Kateter akan dimasukkan ke dalam pembuluh darah, lalu diarahkan menuju jantung oleh dokter spesialis jantung.

Kateterisasi jantung sering dilakukan sebagai modalitas diagnostik untuk memeriksa alirah darah di pembuluh darah jantung koroner. Prosedur ini juga disebut sebagai angiografi koroner. Namun, kateterisasi jantung juga merupakan salah satu solusi menangani gangguan koroner dan jantung.

Apa Itu Kateterisasi Jantung?

Prosedur medis angiogram koroner atau kateterisasi jantung merupakan upaya melihat keadaan kesehatan jantung. Ada beberapa jenis penyakit jantung yang diakibatkan kelainan struktur atau fungsi jantung. Pada beberapa kasus, gangguan jantung tersebut tidak menimbulkan gejala apapun.

Dengan melakukan kateterisasi jantung, maka akan terlihat jelas gambaran organ jantung dan pembuluh darah arteri. Sehingga dokter bisa lebih mudah mengevaluasi keadaan jantung. Umumnya, prosedur ini dianjurkan bagi orang yang mempunyai risiko tinggi terserang kardiovaskuler. Baca Juga: Prosedur Pemasangan Ring atau Cincin Jantung

Indikasi Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung bisa dilakukan untuk kebutuhan diagnosis maupun pengobatan gangguan jantung. Dilansir dari Cleveland Clinic, tujuan kateterisasi jantung untuk keperluan diagnosis diantaranya adalah:

1.     Evaluasi penyakit jantung, seperti jantung koroner, masalah pada pembuluh utama, dan gangguan pada katup jantung.

2.      Evaluasi fungsi jantung dan otot jantung, apakah masih bisa berfungsi dengan baik dalam memompa darah.

3.  Mendeteksi penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung, misalnya aterosklerosis.

4.      Membantu untuk menentukan pengobatan penyakit jantung yang tepat untuk pasien.

Sementara itu, tujuan kateterisasi jantung untuk pengobatan antara lain adalah sebagai berikut:

1.      Memperbaiki katup jantung, pada beberapa kasus dokter akan mengganti dengan katup buatan.

2.      Mengatasi aritmia dengan prosedur ablasi.

3.  Memperbaiki otot jantung pada pasien hypertrophic obstructive cardiomyopathy atau mengalami penebalan abnormal.

4.      Menutup lubang pada jantung yang diakibatkan kelainan jantung bawaan.

5.   Melakukan angioplastic atau pelebaran pembuluh darah yang tersumbat menggunakan balon atau ring jantung.



Peringatan Kateterisasi Jantung

Terdapat beberapa kondisi pada pasien yang membuat dokter harus membuat berbagai pertimbangan khusus atau bahkan tidak akan mengambil tindakan prosedur kateterisasi jantung. Berikut ini adalah kondisi yang akan dipertimbangkan oleh dokter: Gangguan pembekuan darah, gagal ginjal akut, alergi zat kontras, aritmia pada bilik jantung, anemia berat, hipertensi tidak terkontrol, pendarahan aktif di saluran pencernaan, gangguan elektrolit, demam atau infeksi, gagal jantung kongestif, dan stroke.

Sebelum merencanakan tindakan kateterisasi jantung, umumnya dokter akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan kalau pasien layak untuk melakukan prosedur ini. Sebab, jika dokter menemukan salah satu kondisi di atas, mungkin akan mengutamakan mengatasinya terlebih dahulu.

Pasien yang sedang program hamil, sedang hamil, atau menyusui, maka harus memberitahu dokter terkait kondisinya. Pasalnya, paparan radiasi selama proses kateterisasi jantung berpotensi menyebabkan keguguran. Pasien juga harus memberitahu kalau sedang mengkonsumsi obat-obatan.

Persiapan Sebelum Melakukan Kateterisasi Jantung

Sebelum menjalani prosedur kateterisasi, pasien akan diminta puasa selama 6-8 jam tepatnya sebelum kateterisasi dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan meminimalisir risiko timbulnya efek samping obat bius. Rambut di area pembuluh darah tempat akan dimasukkan kateter juga dicukur.

Pasca kateterisasi jantung, maka pasien akan menjalani rawat inap. Oleh sebab itu, pasien perlu mempersiapkan kebutuhan untuk menginap di rumah sakit. Sebaiknya, pasien juga mengajak salah satu anggota keluarga yang dapat menemani selama berada di rumah sakit.

Selain itu, sebelum kateterisasi jantung, pasien juga akan menjalani beberapa tes kesehatan pendukung, seperti: Tes darah, pemeriksaan rekam jantung (EKG), dan foto X-ray dada.

Prosedur Kateterisasi Jantung

Sebelum kateterisasi jantung dilaksanakan, pasien diharuskan menanggalkan semua perhiasan dan mengenakan pakaian rumah sakit. Selanjutnya, pasien akan diminta berbaring pada meja khusus yang telah disediakan. Pasien bisa mendapatkan bius total atau lokal sesuai kebutuhan.

Selain itu, selang infus akan dipasang pada pasien untuk menyalurkan obat-obatan selama proses kateterisasi jantung berlangsung. Pada dada pasien juga akan ditempelkan elektroda supaya dokter bisa terus memantau keadaan jantung pasien selama prosedur kateterisasi dilakukan.

Setelah bius bereaksi, dokter akan membuat sayatan di pembuluh darah di area kateter akan dimasukkan, baik vena/arteri di lengan atau pangkal paha, lalu diarahkan ke jantung kanan atau kiri. Selanjutnya, dokter akan mendorong kateter hingga menuju jantung pasien. 

Proses ini tidak akan menimbulkan rasa nyeri. Oleh sebab itu, pasien tidak perlu tegang atau merasa nervous. Tindakan kateterisasi jantung yang akan diambil selanjutnya bisa berbeda-beda karena menyesuaikan dengan kebutuhan pasien. 

Di bawah ini adalah jenis-jenis tindakan pada kateterisasi jantung:

1.  Angiografi Koroner

Setelah kateter mencapai jantung, dilakukan pemindaian menggunakan foto rontgen untuk melihat ada atau tidaknya penyempitan maupun penyumbatan di pembuluh darah koroner. Supaya hasil gambar lebih jelas, biasanya dokter menyuntikkan zat kontras (pewarna).

2.  Angioplasti Koroner

Dokter akan memasukkan kateter dengan balon khusus ke pembuluh koroner yang mengalami penyumbatan atau penyempitan. Tujuan angioplasti koroner bertujuan melebarkan kembali pembuluh darah koroner yang terganggu.

3.  Biopsi Jantung

Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan jantung untuk diamati menggunakan mikroskop. Kateter akan dimasukkan dari pembuluh darah vena.

4.  Valvuloplasti Balon

Dalam proses ini, kateter dipasangi sebuah balon khusus untuk dimasukkan dari pembuluh darah ke katup jantung. Tujuannya adalah memperbaiki katup jantung yang menyempit.

5.  Ablasi Jaringan Jantung

Tujuan ablasi adalah guna mengatasi aritmia yang diakibatkan kelainan jaringan jantung. Dari kateter yang dimasukkan, dokter akan menghancurkan jaringan abnormal.

6.  Memperbaiki Kelainan Jantung Bawaan

Prosedur ini bertujuan memperbaiki kelainan yang disebabkan penyakit jantung bawaan, seperti lubang yang terdapat pada sekat antara bilik jantung atau patent foramen ovale.

7.  Trombektomi

Tindakan trombektomi tujuannya adalah menghancurkan gumpalan darah yang dapat menyumbat bagian pembuluh darah atau pindah ke organ lain, seperti otak sehingga mengakibatkan stroke.

Proses Pemulihan Pasca Kateterisasi Jantung

Selesai melakukan prosedur kateterisasi jantung, pasien harus menjalani rawat inap untuk pemulihan. Pada awal pasca operasi, maka aktivitas pasien akan sangat dibatasi khususnya yang melibatkan area tempat kateter dimasukkan. Setelah 6 jam, barulah pasien boleh bergerak bebas.

Setelah pulang ke rumah, pasien dianjurkan istirahat dan tidak melakukan kegiatan fisik berat selama minimal 2 hari. Ini dilakukan guna mencegah terjadinya pendarahan di area kateter dimasukkan.

Risiko Melakukan Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung biasanya jarang menimbulkan komplikasi. Namun, pada penderita diabetes, gangguan ginjal, atau lansia berusia di atas 75 tahun, maka risiko terjadi komplikasinya lebih tinggi. Di bawah ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pasca kateterisasi jantung: Reaksi alergi terhadap cairan kontras yang dimasukkan melalui kateter, kerusakan pada jaringan jantung, gumpalan darah yang memicu terjadi stroke dan serangan jantung, tekanan darah rendah, gangguan pada arteri di area kateter dimasukkan, bengkak, infeksi, hingga pendarahan di tempat dimasukkannya kateter, dan gangguan irama jantung atau aritmia.

Dilansir dari berbagai data literatur, kemungkinan terjadi komplikasi pasca menjalankan prosedur kateterisasi jantung sangat rendah, yaitu kurang dari 1%. Oleh sebab itu, tidak perlu merasa ragu mengambil tindakan medis kateterisasi, terutama jika kondisi kesehatan jantung sudah parah. Baca Juga: Inilah Prosedur Operasi Bypass Jantung

Subscribe to receive free email updates: