Panduan Lengkap Terapi Anak Yang Belum Bisa Berbicara
Gangguan terlambat
bicara memang kerap terjadi pada anak-anak. Tidak bisa dipungkiri, kondisi ini
sering membuat orang tua khawatir dan tidak jarang membandingkannya dengan anak
lain. Padahal alih-alih mengeluh, Anda bisa melakukan terapi anak yang belum bisa bicara untuk mengatasinya.
Perkembangan berbicara
setiap anak berbeda-beda. Namun, umumnya keterlambatan bicara tersebut hanya
bersifat sementara. Akan tetapi, orang tua perlu waspada. Sebab dalam beberapa
kasus, kondisi tersebut bisa jadi indikasi adanya gangguan perkembangan atau
pendengaran anak.
Penyebab Anak Terlambat Bicara
Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara, antara lain adalah sebagai berikut:
Pertama: Faktor Lingkungan
Anak yang dibesarkan di lingkungan dengan lebih dari satu bahasa atau bilingual beresiko kesulitan berbicara atau mengenali bahasa, sebab selalu mendengar istilah berbeda-beda.
Kedua: Kelahiran Prematur
Bayi yang lahir secara prematur cenderung mengalami keterlambatan bicara. Akan tetapi, biasanya kondisi akan membaik saat si kecil menginjak usia sekitar 2 tahun. Baca Juga: Panduan Lengkap Merawat Bayi Usia 0 - 6 Bulan
Ketiga: Faktor Genetik (Keturunan)
Salah satu faktor penyebab anak belum bisa bicara adalah karena keturunan. Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami terlambat bicara sebelumnya, maka bisa menurun pada keturunannya. Jadi, tidak ada salahnya mengecek riwayat kesehatan keluarga Anda.
Keempat: Temperamental
Jika orang tua cenderung membiarkan anak meminta sendiri, tanpa membiasakan bertanya kepada anak terlebih dahulu, maka bisa menyebabkan anak menjadi lambat bicara.
Kelima: Kelipatan
Terapis wicara menyebutkan setidaknya ada sekitar 50% dari jumlah kelipatan memiliki kecenderungan belum bisa bicara. Beberapa jenis kelipatan yang berpotensi menyebabkan si kecil terlambat bicaranya antara lain adalah, intervensi medis, prematuritas, dan sebagainya.
Keenam: Infeksi Kronis Telinga
Penyebab si kecil telat bicara selanjutnya adakah memiliki
infeksi kronis pada telinga. Apabila infeksi terus berlanjut, bahkan setelah
anak berusia satu tahun, maka akan memperburuk kondisi si kecil, khususnya saat
dalam proses mempelajari bahasa dan berbicara.
Selain beberapa
penyebab di atas, keterlambatan bicara juga bisa disebabkan anak mengalami
beberapa kelainan atau gangguan kesehatan, seperti cerebral palsy, spektrum
autisme, down syndrome, gagap, gangguan
pendengaran, dan kelainan struktur pada rongga mulut (sumbing).
Tahapan Perkembangan Berbicara Anak
Sebelum membahas lebih
jauh mengenai terapi
anak yang belum bisa bicara, sebaiknya Anda juga memahami tahapan
perkembangan bicara anak. Pasalnya, meskipun tahapan pada setiap anak beda.
Namun, ada acuan dasar umum yang dapat digunakan mengukur kemampuan bicara si
kecil.
Di bawah ini adalah
tahapan perkembangan berbicara anak berdasarkan usianya:
Pada Usia 3 Bulan
Batita berusia 3 bulan umumnya berbicara menggunakan suara atau gumanan tanpa arti (Bahasa bayi). Di usia ini, si kecil mungkin akan lebih sering berkomunikasi dengan ekspresi, seperti tersenyum dan tertawa saat melihat maupun mendengar suara dari orang tuanya.
Pada Usia 6 Bulan
Memasuki usia 6 bulan, si kecil sudah mulai mengeluarkan suara lebih jelas, meskipun suku kata yang diucapkan tidak memiliki arti. Misalnya, “ba – ba” atau “da – da”. Pada akhir usia 6 bulan, biasanya bayi menggunakan suara tersebut dalam mengekspresikan sesuatu.
Penting untuk diketahui, di usia 6 bulan bayi juga sudah dapat melihat ke arah sumber suara, menoleh ketika namanya dipanggil, dan juga memperhatikan alunan irama musik.
Pada Usia 12 Bulan
Bayi berusia 12 bulan umumnya sudah mampu mengucapkan kosa kata sederhana, seperti mama, papa, dan menirukan kata-kata lain yang sering didengar. Pada usia setahun ini pula, si kecil telah dapat memahami perintah, seperti “Ayo, kemari”, “Minum susunya”, dan lainnya.
Pada Usia 18 Bulan
Pada usia 18 bulan, umumnya bayi telah dapat mengucapkan sekitar 10-20 kosa kata dasar. Akan tetapi, biasanya ada beberapa kata yang belum jelas pelafalannya, seperti “Minum” disebutkan menjadi “Num” atau “Makan” jadi “Mam”, dan banyak lagi lainnya.
Saat berusia 18 bulan, balita juga akan mulai mengenali nama orang, benda, serta beberapa bagian anggota tubuh. Si kecil biasanya juga dapat mengikuti petunjuk sederhana jika disertai gerakan. Di usia ini, Mom bisa mengajarkan anak untuk menyanyi dan menari.
Pada Usia 24 Bulan
Memasuki usia 2 tahun, bayi biasanya bisa mengucapkan minimal 50 kata dan mampu berkomunikasi menggunakan dua kosa kata, seperti “Mau makan”. Si kecil juga semakin lancar bicara, dan dapat memahami pertanyaan sederhana sehingga bisa diajak komunikasi.
Pada Usia 3-5 Tahun
Kosakata anak berusia 3-5 tahun umumnya mengalami peningkatan drastis. Di usia 3 tahun, mayoritas balita bisa menangkap kira-kira 300 kosakata baru, serta memahami perintah lebih panjang. Misalnya, “Habiskan makanannya, lalu habiskan susunya”.
Ketika memasuki usia 4 tahun, anak sudah dapat
berbicara dengan menggunakan kalimat lebh panjang serta menjelaskan peristiwa.
Sedangkan di usia 5 tahun bayi bisa diajak berbincang-bincang dan berinteraksi
dengan bahasa yang mudah dipahami.
Terapi Anak yang Belum Bisa Bicara
Saat menyadari bahwa
anak mengalami keterlambatan bicara, orang tua harus segera mengambil tindakan
untuk mengatasi kondisi tersebut. Selain menggunakan bantuan dari psikolog,
sebagai orang tua Anda juga perlu berperan aktif mencari cara menstimulasi
kemampuan berbicara anak.
Berikut adalah beberapa
terapi yang dapat dilakukan untuk merangsang kemampuan bicara si kecil:
Pertama: Mengajak Anak Berkomunikasi
Biasakan untuk berbicara pada si kecil, bahkan saat baru lahir. Ini dilakukan dengan tujuan merangsang indra pendengaran anak sehingga terbiasa berinteraksi sejak usia dini.
Kedua: Mengikuti Semua Ucapannya
Perhatikan suara yang diucapkan oleh si kecil, meskipun Anda mungkin tidak memahami maksudnya. Setelah itu, ulangi suara sesuai yang Anda tangkap untuk membuat anak merasa sedang ngobrol dengan Anda, dan ini bisa mempererat hubungan dengan buah hati.
Ketiga: Berbicara Sambil Bergerak
Ketika bicara dengan anak, Anda harus aktif bergerak dan juga ekspresif. Contoh sederhananya, “Sayangi bonekanya, ya,” ucapkan kalimat tersebut sembari mengelus-elus boneka yang dimaksud. Begitu juga saat Anda mengajarkan anak mengenali anggota tubuh.
Keempat: Bermain Bersama
Saat memiliki anak, kadang-kadang orang tua juga harus dapat berakting sebagai anak kecil. Misalnya, dengan mengajak anak bermain atau membayangkan sesuatu untuk mengembangkan daya imajinasinya. Anda juga bisa mengajaknya main telpon-telponan.
Kelima: Biasakan Membuat Narasi
Meskipun anak belum dapat berkomunikasi sebagaimana orang dewasa. Anda tetap bisa menggunakan bahasa percakapan sehari-hari saat mengajak si kecil berkomunikasi.
Misalnya, ketika memakaian topi kepad si kecil, Mom bisa berbicara seperti, “Hari ini Kakak pakai topi lebar supaya tidak kepanasan karena kita mau pergi ke pantai”.
Keenam: Mengajak Anak Bersosialisasi
Salah satu penyebab anak terlambat bicara mungkin karena malu atau takut saat bertemu orang baru yang jarang ditemui. Karenanya, Anda perlu mengajak si kecil untuk bersosialisasi di lingkungan luar rumah sehingga anak bisa berkenalan dan main dengan teman sebayanya.
Ketujuh: Memuji Perkembangan Bicaranya
Saat si kecil berhasil mempelajari sebuah kosakata baru,
jangan ragu untuk memberikan pujian dan pelukan. Reaksi positif dari
orang-orang yang ada disekitarnya akan membuat anak menjadi merasa diperhatikan
sehingga lebih termotivasi untuk belajar.
Jika Anda merasa curiga kalau si kecil mengalami speech delay (Terlambat bicara). Sebaiknya jangan buru-buru merasa khawatir. Anda bisa memberikan terapi anak yang belum bisa bicara secara konstan. Namun, usahakan tetap memeriksakan anak ke dokter untuk penanganan lebih baik. Baca Juga: Panduan Terapi Anak Yang Belum Bisa Berjalan