Panduan Terapi Anak Yang Belum Bisa Berjalan
Langkah pertama si kecil tentu menjadi momen perkembangan yang sangat dinantikan oleh orang tua. Saat anak mengalami terlambat berjalan, maka orang tua pasti akan merasa khawatir dan bergegas mencari cara serta melakukan terapi anak yang belum bisa jalan untuk mengatasinya.
Umumnya, pada rentang usia 8-18 bulan si kecil sudah mulai berdiri dan melangkah. Namun, perlu diingat kalau perkembangan dan waktu berjalan setiap anak berbeda-beda. Hanya saja, kalau anak sudah melewati fase usia berjalan tapi masih sulit melangkah, maka Anda perlu khawatir.
Penyebab Anak Terlambat Berjalan
Riset menyebutkan,
bahwa balita yang terlambat berjalan juga berpotensi mengalami keterlambatan
komunikasi, dan fatalnya beresiko menyebabkan autisme saat anak beranjak
dewasa.
Lantas, apa saja
penyebab si kecil terlambat jalan? Di bawah ini adalah beberapa faktor yang
menyebabkan anak mengalami keterlambatan melangkah:
Pertama: Kelainan Otot
Dilansir dari situs NCBI atau US National Library of Medicine National Institute of Health, disebutkan bahwa hypertonia merupakan kondisi meningkatnya tonus otot karena lesi pada otak. Kondisi ini umumnya terdapat pada anak penderita cerebral palsy ringan.
Kedua: Pengaruh Kemampuan Motorik
Pada beberapa kasus, keterlambatan berjalan bisa disebabkan kemampuan motorik akibat faktor genetik. Dengan kata lain, kemungkinan ada salah satu anggota keluarga yang pernah mengalami hal sama sebelumnya. Jadi, bukan berarti anak Anda mengalami disabilitas. Baca Juga: 13 Cara Terapi Anak Autis Di Rumah
Ketiga: Faktor Lingkungan
Bukan hanya faktor medis yang menyebabkan anak terlambat
jalan, namun juga faktor lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor lingkungan
yang mempengaruhi anak sulit jalan: Cedera
kepala, infeksi,
seperti ensefalitis, meningitis,
dan sitomegalovirus, rakitis
(Kelainan tulang akibat kekurangan kalsium,
folat, dan vitamin D), malnutrisi
(Gizi buruk), terlalu
sering meletakkan bayi di baby box,
kebiasaan menggunakan baby walker, bayi terlalu sering digendong, dan kelainan fisik bawaan.
Dalam kasus ekstrim, kebiasaan meletakkan anak di atas boks atau
kasur dapat membuat kemampuan motorik kasar si kecil menjadi tidak terlatih.
Keempat: Riwayat Kesehatan Anak
Tidak dapat dipungkiri, jika riwayat kesehatan kecil juga
dapat mempengaruhi anak terlambat jalan. Beberapa hal yang dimaksud antara lain
adalah sebagai berikut: Masalah
kehamilan, seperti ibu mengalami infeksi saat hamil, kelahiran prematur yang membuat
anak berpotensi terkena cerebral palsy atau intrapartum asphyxia, anak menderita penyakit
tertentu, seperti sakit kuning misalnya, si kecil kekurangan nutrisi
akibat pemberian makan yang tidak tepat, dan rekam jejak kedua orang tua
ketika pertama kali, apakah mengalami keterlambatan atau tidak.
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Memberikan terapi anak yang
belum bisa jalan di rumah memang menjadi kewajiban orang tua. Akan tetapi,
jika si kecil belum juga dapat berjalan normal, maka dianjurkan untuk menemui
dokter.
Selain menjadikan usia
koreksi sebagai acuan, beberapa indikasi kondisi seperti di bawah ini juga
harus diwaspadai oleh orang tua: Anak
belum bisa berjalan sama sekali, gerakan
antara kaki satu dan lainnya berbeda (pincang), anak berjalan menggunakan ujung
kaki (jinjit), dan terdapat
kelainan pada bentuk kaki anak.
9 Terapi Anak yang Belum Bisa Jalan
Apabila Anda telah
berkonsultasi dengan dokter dan si kecil dinyatakan mengalami terlambat jalan.
Orang tua perlu melakukan beberapa terapi untuk melatih perkembangan motorik
kasar pada anak.
Di bawah ini adalah
terapi untuk si kecil terlambat jalan yang dapat dilakukan di rumah:
Pertama: Mengajak Anak Berjalan dengan
Menuntunnya
Cara pertama yang dapat dijadikan alternatif solusi adalah dengan memegang kedua tangan si kecil dan menuntunnya untuk berjalan. Posisikan anak berdiri menghadap arah depan, lalu pegang kedua tangannya dari belakang. Kemudian bantu si kecil melangkah pelan-pelan.
Lakukan aktivitas ini secara rutin. Karena meskipun kelihatannya sangat simple, namun terbukti efekti dalam menguatkan otot serta melatih keseimbangan tubuh si kecil.
Kedua: Membatasi Durasi Menggendong
Anak
Tidak bisa disangkal, jika momen menggendong anak memang terasa sangat menyenangkan. Akan tetapi, demi kebaikan si kecil, disarankan agar orangtua jangan terlalu sering menggendong anak. Apalagi, jika dilakukan dalam durasi yang cukup lama.
Alih-alih memanjakan buah hati dengan cara menggendongnya, sebaiknya biarkan anak bebas bermain di lantai bersama Anda. Jadi, si kecil lebih terstimulasi untuk bergerak.
Ketiga: Biarkan Anak Tidak Menggunakan
Alas Kaki di Dalam Ruangan
Orang tua harus mulai membiasakan si kecil melakukan kegiatan di dalam ruangan tanpa alas kaki. Hal ini bertujuan melatih keseimbangan tubuh anak saat berdiri. Selain itu, belikan beberapa mainan yang dapat merangsang si kecil supaya termotivasi untuk berjalan.
Keempat: Meletakkan Mainan pada Posisi Jauh
Saat Anda meletakkan mainan di posisi lumayan jauh, maka dapat mendorong si kecil untuk berjalan. Sementara itu, untuk membuat buah hati mau berdiri, orangtua bisa mengajak anak bermain dalam posisi berdiri. Karenanya, hadirkan permainan yang menarik minak si kecil.
Kelima: Hindari Menggunakan Baby
Walker
Sebagian orang tua memang masih terdoktrin kalau baby walker bisa merangsang anak agar mau berjalan. Padahal, faktanya hal tersebut hanya sebuah mitos. Sebaliknya, baby walker justru bisa menyebabkan si kecil mengalami keterlambatan berjalan.
Keenam: Memberi Media Bantuan
Terapi anak yang belum bisa jalan selanjutnya adalah dengan memberikan media bantuan. Anda dapat menggunakan push walker untuk mendorong rasa kepercayaan diri si kecil. Selain itu, bisa juga memanfaatkan furniture yang ada di rumah, seperti meja kecil dan kursi.
Bantu anak menyeimbangkan tubuh saat berpegangan pada media bantu tersebut. Caranya dengan tetap bersiaga di bagian belakang anak. Ini dilakukan untuk mencegah kepala si kecil membentur perabot atau malah terjatuh pada posisi ke belakang pada saat latihan jalan.
Ketujuh: Ulurkan Tangan Saat Anak Mulai
Berjalan
Di usia balita, si kecil memang seringkali merasa nervous dan tidak percaya diri ketika belajar jalan. Orang tua berperan sebagai pemberi semangat. Salah satunya adalah dengan selalu mengulurkan tangan kepada ke depan supaya diraih oleh si kecil.
Selain itu, Anda juga dapat meminta si kecil untuk mengikuti kemana saja Anda jalan menelusuri ruangan lain dalam rumah. Supaya lebih seru, Anda bisa mengajak anak menyanyikan lagu favorit, seperti Naik Kereta Api, dan lain sebagainya.
Kedelapan: Tenangkan Anak Saat Terjatuh
Saat belajar jalan, si kecil pasti rawan terjatuh. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk dapat memberikan rasa tenang dan nyaman pada anak. Ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan percaya diri dalam diri si kecil dan juga lingkungan, bahkan saat terjatuh.
Kesembilan: Jangan Pernah
Membandingkan Kemampuan Anak
Sebagai orang tua, Anda perlu memahami bahwa kemampuan
setiap anak berbeda. Saat melakukan terapi, maka harus menurunkan ekspektasi
serta berhenti membandingkan kemampuan buah
hati Anda dengan anak lain. Jadi, tidak perlu memaksakan kehendak.
Menerapkan terapi anak yang
belum bisa jalan di atas bisa membantu orang tua menstimulasi dan
melatih anak untuk berjalan. Akan tetapi, sebelum melakukan terapi tersebut,
pastikan terlebih dahulu jika area dalam hunian sudah aman serta bebas dari
benda yang berpotensi membahayakan anak.