Beginilah Cara Kerja Alat Pacu Jantung (Pacemaker)

Istilah pacemaker atau alat pacu jantung dan tujuan penggunaannya memang sudah cukup familiar. Namun, umumnya masyarakat awam kurang memahami bagaimana cara kerja alat pacu jantung (pacemaker). Apalagi, alat ini juga dibagi lagi menjadi beberapa jenis dengan fungsi berbeda-beda.

Jantung merupakan salah satu organ tubuh paling penting karena tugasnya memompa darah ke seluruh tubuh. Saat jantung mengalami gangguan masalah kelistrikan sehingga tidak dapat berfungsi maksimal, maka harus dilakukan tindakan serius. Salah satunya memasang alat pacu jantung.

Apa Itu Alat Pacu Jantung?

Alat pacu jantung atau pacemaker adalah perangkat medis yang bisa menstimulasi otot jantung sehingga dapat berkontraksi dan menghasilkan detak jantung secara elektrik. Dokter spesialis akan menempatkan perangkat berukuran kecil ini dalam dada pasien melalui dua prosedur, yaitu: Bedah (operasi) dan tanpa bedah melalui pembuluh darah.

Prosedur penanganan menyesuaikan dengan jenis alat pacemaker yang akan dipasang. Pemasangan alat pacu jantung berfungsi menjaga denyut jantung sesuai program sehingga tubuh mendapatkan cukup suplai nutrisi serta oksigen yang terkandung di dalam darah.

Dokter dapat memasang alat pacu jantung secara temporer ataupun permanen sesuai keadaan pasien. Pacemaker bisa merasakan setiap denyut jantung pasien dan hanya menstimulasi bagian otot jantung ketika detak turun atau naik hingga batas yang telah diprogram sebelumnya.

Alat pacu jantung bekerja menggunakan baterai yang bisa bertahan hingga lebih dari 10 tahun. Ada pacemaker yang bekerja otomatis dengan pengaturan sebelumnya dan ada juga yang dapat diatur di luar tubuh, seperti untuk mengatur ukuran daya serta kecepatan aliran listrik.

Fungsi Pacemaker

Sebelum membahas cara kerja alat pacu jantung (pacemaker), sebaiknya ketahui terlebih dahulu apa saja fungsi pacemaker. Padahal, sebenarnya jantung memiliki pacemaker alami, yaitu node sinus (node sinoatrial). Fungsinya adalah mengirim impuls listrik untuk membuat jantung berdenyut.

Namun, jika node sinus tidak bisa bekerja secara normal, maka pasien harus memasang pacemaker eksternal. Fungsi alat jantung eksternal adalah menghantarkan impuls listrik untuk memicu kontraksi jantung agar kembali berdetak normal. Sebagian besar pacemaker hanya bekerja sesuai pengaturan.

Meskipun ada pula alat pacu jantung yang terus mengirimkan impuls listrik ketika dipasang. Meski demikian, listrik yang dihasilkan pacemaker tidak akan menyengat jantung pasien.

Jenis-Jenis Alat Pacu Jantung

Dokter akan menentukan jenis alat pacu jantung yang akan digunakan pasien sesuai kondisi medis yang dialami. Kesehatan jantung pada pasien mungkin berbeda sehingga membutuhkan pacemaker berbeda pula. Di bawah ini adalah 3 jenis alat pacu jantung yang umum digunakan:

1.  Single Chamber Pacemaker

Sesuai namanya, alat pacu jantung ini menggunakan satu timah dan ditanam di satu ruang jantung. Single Chamber Pacemaker bisa dipasang pada serambi ventrikel atau bilik atrium.

2.  Dual Chamber Pacemaker

Jenis pacemaker ini menggunakan dua kabel timah yang dipasang pada dua ruang dalam jantung, yaitu bilik dan serambi. Secara fisiologis, cara kerja Dual Chamber Pacemaker sama seperti jantung orang yang masih sehat sehingga pemacuan antar bilik lebih terkoordinasi.

3.  Biventricular Pacemaker

Alat pacu jantung jenis Biventricular Pacemaker menggunakan tiga kabel timah yang dipasang pada serambi kanan, bilik kanan, dan dekat bilik kiri jantung pasien.

Kondisi yang Membutuhkan Pemasangan Alat Pacu Jantung

Alat pacu jantung lazimnya dipasang pada pasien yang mengalami aritmia (detak jantung abnormal). Selain itu, pasien gagal jantung juga mungkin membutuhkannya. Akan tetapi, tidak semua pasien aritmia dan gagal jantung harus pasang pacemaker, sebab tergantung pada kondisinya.

Secara umum, di bawah ini adalah beberapa jenis penyakit yang membutuhkan penggunaan alat pacu jantung: Bradikardia: Kelainan yang mengakibatkan jantung berdetak terlalu lambat, takikardia: Kelainan yang menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, gagal Jantung: Jantung tidak bisa memompa darah sesuai kebutuhan tubuh, hambatan Listrik Jantung: Gelombang listrik yang mengatur denyut jantung mengalami gangguan, dan henti Jantung: Kondisi saat jantung berhenti berdetak.

Cara Kerja Alat Pacu Jantung (Pacemaker)

Setelah dipasang, maka alat seukuran kotak korek api ini akan mengirimkan dorongan listrik pada jantung melalui kabel kecil yang terhubung antar keduanya. Pacemaker dapat diatur sedemikian rupa supaya gelombang listrik untuk memicu kontraksi jantung bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Apabila tidak terdeteksi kelainan detak jantung, maka pacemaker tidak akan memberi sinyal. Akan tetapi, kalau alat pacu jantung mendeteksi terjadi perubahan ritme detak jantung, misalnya berdetak terlalu cepat, maka pacemaker akan mengirim sinyal untuk membantu jantung berdetak normal.

Sebuah alat pacu jantung bisa mempunyai beberapa kabel timah tergantung pada jenisnya. Agar bisa bekerja menerima sinyal dan mengirim aliran listrik dengan baik ke jantung, pacemaker dibekali dengan baterai. Daya tahan baterai bisa mencapai 10 tahun (tergantung pada pemakaian).

Akan tetapi, umumnya dokter akan memeriksa pacemaker secara berkala (setiap 3–6 bulan sekali) untuk memastikan jika alat tersebut masih berfungsi dengan baik. Sementara itu, penggantian baterai dilakukan melalui prosedur bedah (operasi) seperti saat pertama kali pacemaker dipasang.

Berikut adalah beberapa komponen yang terdapat pada alat pacu jantung: Kabel dilengkapi sensor (elektroda) di bagian ujungnya, generator terkomputerisasi, dan baterai.

Berapa Lama Harapan Hidup Pasien dengan Pacemaker?

Harapan hidup pasien yang menggunakan alat pacu jantung sangat bervariasi, sebab tergantung pada beberapa faktor dan kondisi. Salah satu faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah, tingkat gangguan ritme jantung atau seberapa serius kesehatan jantung pasien tersebut.

Pada pasien yang mengalami kardiomiopati dilatasi dan kardiomiopati iskemik misalnya, usia harapan hidupnya dapat bertahan hingga lebih dari 7 tahun. Pada beberapa kasus, ada juga pasien penyakit jantung bawaan yang bisa bertahan sampai 10 tahun dengan memasang alat pacu jantung.

Tahapan Pemeriksaan Sebelum Pemasangan Pacemaker

Sebelum dokter memutuskan pasien harus menjalani prosedur alat pacu jantung, maka akan dilakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan seberapa perlu pasien menggunakan alat ini serta jenis pacemaker apa yang sebaiknya dipasang.

Di bawah ini adalah beberapa tahapan pemeriksaan yang mungkin dilakukan: Pemeriksaan fisik umum, elektrokardiografi, ekokardiogram, stress test, dan holter monitoring test.

Serangkaian tes tersebut di atas digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung, memantau kinerja listrik jantung, ritme jantung, dan keadaan jantung pasien saat dipakai beraktivitas secara normal.

Efek Samping Pasca Pemasangan Alat Pacu Jantung

Pemasangan pacemaker dilakukan seorang dokter spesialis jantung. Pasien bisa mendiskusikan mengenai kemungkinan komplikasi serta pantangan yang tidak boleh dilakukan bersama dokter. Namun, umumnya efek samping berasal dari prosedur selama pemasangan pacemaker bukan dari perangkat pacu jantung tersebut. 

Di bawah ini adalah efek samping yang mungkin terjadi: Alergi terhadap obat bius, infeksi, pendarahan, kerusakan pembuluh darah.

NB: Efek samping di atas hanya bersifat sementara dan tidak membahayakan jiwa pasien.

Memahami cara kerja alat pacu jantung (pacemaker) tidak rumit. Alasannya karena meliputi aktivitas mendeteksi listrik di jantung, mengkonversi data untuk dikirim ke komputer, lalu generator memberi kejutan listrik ke jantung saat berdetak tidak normal. Namun, manfaatnya sangat besar. Baca Juga: Prosedur Pemasangan Alat Pacu Jantung Terlengkap!

Subscribe to receive free email updates: